penyakit ini ditularkan oleh hewan kecil. Salah satunya adalah
penyakit kaki gajah (filariasis). Penyakit ini disebabkan oleh
cacing filaria (Wuchereria bancrofti). Cacing ini dapat
ditularkan melalui berbagai gigitan nyamuk kecuali nyamuk
mansoni. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa
pembengkakan kaki, lengan dan alat kelamin baik pada pria maupun
wanita. Akibatnya penderita penyakit kaki gajah tidak dapat
bekerja secara optimal, bahkan hidupnya harus selalu tergantung
pada orang lain.
Di Indonesia, penyakit ini tersebar luas hampir diseluruh
propinsi. Berdasarkan hasil survei pada tahun 2000 tercatat
sebanyak 1553 desa yang tersebar di 231 kabupaten dan 26
propinsi, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Untuk
menanggulangi penyebaran penyakit kaki gajah agar tidak semakin
global yaitu memberantas penyakit kaki gajah sampai tuntas. Di
Indonesia sendiri pada tahun 2002 sudah dimulai pelaksanaan
pemberantasan penyakit kaki gajah secara bertahap di 5 kabupaten
percontohan. Program pemberantasan dilaksanakan melalui
pengobatan massal dengan DEC dan Albendasol untuk setahun sekali
selama 5 tahun.
DEC (Diethil Carbamazine Citrate) Obat Kaki Gajah
Memang selama lebih dari 40 tahun untuk pengobatan penyakit kaki
gajah, baik secara perorangan maupun secara massal menggunakan
DEC (Diethil Carbamazine Citrate). DEC bersifat membunuh
mikrofilaria dan makrofilaria ( cacing dewasa). Sampai saat ini
DEC merupakan satu-satunya obat penyakit kaki gajah yang
efektif, aman dan relatif murah. Pada pengobatan perorangan
bertujuan untuk menghancurkan parasit dan mengeleminasi, guna
mengurangi atau mencegah rasa sakit. Aturan dosis yang
dianjurkan untuk 6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari diminum
sesudah makan, dalam sehari 3 kali. Pada pengobatan massal,
digunakan pemberian DEC dosis rendah dengan jangka waktu
pemberian yang lebih lama, misalnya dalam bentuk garam DEC 0,2 %
- 0,4 % selama 9-12 bulan. Untuk orang dewasa digunakan 100
mg/minggu selama 40 hari.
Siklus Hidup Cacing Filaria
Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk
apabila nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang
terserang filariasis, sehingga mikrofilaria yang terdapat
ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh nyamuk.
Mikrofilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh
nyamuk, kemudian menembus dinding lambung dan bersarang diantara
otot-otot dada (toraks). Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis
yang disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang lebih satu
minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan
panjang yang disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan
seterusnya larva berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga
tumbuh menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah larva stadium
III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva
mulai bermigrasi mula-mula ke rongga perut (abdomen) kemudian
pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk.
Apabila nyamuk yang mengandung mikrofilaria ini menggigit
manusia. Maka mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif
(larva stadium III) secara aktif ikut masuk kedalam tubuh
manusia (hospes). Bersama-sama dengan aliran darah dalam tubuh
manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke
pembuluh limfe. Didalam pembuluh limfe larva mengalami dua kali
pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering
disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Cacing filaria
yang sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan
menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan.
Cacing filaria sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Cacing dewasa (makrofilaria) berbentuk seperti benang
berwarna putih kekuningan. Sedangkan larva cacing filaria
(mikrofilaria) berbentuk seperti benang berwarna putih susu.
2. Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih
65-100 mm dan ekornya lurus berujung tumpul. Untuk
makrofilaria yang jantan memiliki panjang kurang lebih 40
mm dan ekor melingkar. Sedangkan mikrofilaria memiliki
panjang kurang lebih 250 mikron, bersarung pucat.
3. Tempat hidup makrofilaria jantan dan betina di saluran
limfe dan kelenjar limfe. Tetapi pada malam hari
mikrofilaria terdapat didalam darah tepi sedangkan pada
siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat-alat
dalam seperti paru-paru, jantung dan hati.
Waspadai Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)
Kita bisa mendiagnosa seseorang terserang penyakit kaki gajah
berdasarkan gejala-gejala klinis akut atau kronis melalui
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
mengambil sampel darah pada jari si penderita. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan pada pada pukul 20.00 waktu setempat.
Karena pada saat malam hari mikrofilaria terdapat didalam darah
tepi penderita. Jika memang ditemukan mikrofilaria didalam darah
si penderita, maka orang tersebut telah dinyatakan terserang
penyakit kaki gajah (filariasis). Jika seseorang telah terserang
filariasis akut, maka gejala-gejala klinis yang akan tampak
antara lain :
1. Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang
bila si penderita beristirahat dan muncul lagi jika si
penderita bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening, sehingga terlihat
bengkak didaerah lipatan paha, ketiak yang tampak
kemerahan, panas dan sakit.
3. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan buah zakar yang
terlihat agak kemerahan dan terasa panas.
Sedangkan untuk gejala klinis filariasis kronis yaitu
berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada
tungkai, lengan, buah dada, dan buah zakar (elephantiasis
skroti).
Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati, mungkin itu adalah
ungkapan yang sangat tepat untuk menghindari penyakit kaki
gajah. Karena jika kita telah terinfeksi oleh cacing filaria
akan sangat sulit sekali untuk mengobatinya serta memerlukan
waktu yang lama. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk
mencegah serangan penyakit kaki gajah,misalnya:
1. Berusaha menghindarkan diri dari nyamuk vector dengan
caramenggunakan kelambu sewaktu tidur.
2. Menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk.
3. Menggunakan obat nyamuk semprot atau bakar.
4. Bisa juga dengan mengoleskan kulit dengan lotion anti nyamuk.
5. Memberantas jentik-jentik nyamuk dengan cara bak air dirumah.
6. Menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air
sebagai tempat perindukan nyamuk.
7. Serta membersihkan pekarangan dan lingkungan disekitar
rumah anda.
BY: Dewi Choirun Nisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar