Kamis, 08 Desember 2011

Resiko mengkonsumsi makanan fast food

Mungkin sebagian dari kita mempunyai kebiasaan memakai dan memakai ulang
botol plastik ( Aqua, VIT etc ), dan menaruhnya di mobil atau dikantor.
Kebiasaan ini tidak baik,  karena bahan plastic botol ( disebut juga
sebagaipolyethylene terephthalate or PET ) yang dipakai di botol2 ini,
mengandung zat2  karsinogen (atau DEHA ). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali
saja,  jika anda ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu,
dan harus ditaruh di tempat yang jauh dari matahari.
Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat  karsinogen
itu bisa masuk ke air yang kita minum. Lebih baik membeli botol air yang memang
untuk dipakai ber-ulang2, jangan memakai botol plastik.

PENGGEMAR SATE


Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika  kita
makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat
menyebabkan kanker. 

Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan
setelah makan sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab
kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan
timun setelah makan sate.



UDANG DAN VITAMIN C

Jangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C!!

Karena ini akan menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang
merupakan proses reaksi dari Udang dan Vitamin C di dalam tubuh
dan berakibat keracunan yang fatal dalam hitungan jam !!!


MIE INSTAN
Para penggemar Mi Instan.
Pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda
mengkonsumsi Mi Instan jika Anda akan mengkonsumsinya lagi.

Informasi kedokteran bahwa ternyata tedapat lilin yang melapisi mi instan.
Itu. Sebabnya mengapa Mi Instan tidak lengket satu sama lainnya
ketika dimasak.

Jika kita perhatikan Mi China yang berwarna kuning yang biasa ditemukan
di pasar, dari hasil pengamatan, mi yang belum dimasak tersebut akan
terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari
lengketnya mi tersebut satu dengan lainnya.

Mi Wonton yang masih mentah biasanya ditaburkan tepung agar terhindar
dari lengket. Ketika tukang masak akan memasak mi, dia memasaknya pertama-
tama dalam air panas, kemudian dibilas / ditiriskan dengan air dingin
sebelum dimasak dengan air panas lagi. Memasak dan meniriskan dengan cara
ini akan dapat menghindari lengketnya mi tersebut satu sama lainnya.
Tukang masak memberikan minyak dan saos pada mi tersebut agar tidak
menjadi lengket ketika akan dikonsumsi secara kering (tanpa kuah).

Aturan masak dalam membuat Spaghetti (Mi Italy) akan dibutuhkan minyak
dan mentega yang ditambahkan terlebih dahulu pada air rebusan Spaghetti
untuk menghindari lengketnya pasta tersebut.

Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang
terjangkiti kanker. aktor SBC (sekarang TCS) pada beberapa tahun yang lalu,
karena begitu sibuknya dalam berkarir sehingga tidak punya waktu lagi
untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi Mi Instan setiap
hari. Akhirnya dia menderita kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini
disebabkan karena adanya lilin dalam mi instan tersebut. Dokter tersebut
mengatakan bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari
untuk membersihkan lilin tersebut.

Ada seorang pramugari SIA (Singapore Air) yang setelah berhenti dan
kemudian menjadi seorang ibu rumah tangga, tidak memasak tetapi hampir
selalu mengkonsumsi mi instan setiap kali dia makan. Kemudian akhirnya
menderita kanker dan meninggal karenanya.


BAHAYA DIBALIK KEMASAN MAKANAN
Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita
konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung" makanan.
Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan. Sebaiknya
mulai sekarang Anda cermat memilik kemasan makanan.

Kemasan pada makanan mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan,
penyeragaman, promosi dan informasi. Ada begitu banyak bahan yang
digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, yaitu kemasan yang
bersentuhan langsung dengan makanan. Tetapi tidak semua bahan ini aman
bagi makanan yang dikemasnya. Inilah ranking teratas bahan kemasan
makanan yang perlu Anda waspadai.

Kertas
Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang
sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal
(Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk
melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah,
dan kemudian menyebar ke berbagai jaring! an lain seperti ginjal,
hati,otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal ini pada orang dewasa
ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) dan
paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronis
dan akut.

Untuk terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal,
memang susah-susah gampang. Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng,
tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan koran karena
pengetahuan yang kurang dari si penjual. Padahal bahan yang panas dan
berlemak mempermudah berpindahnya timbal makanan tersebut. Sebagai usaha
pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring.



Styrofoam
Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu
pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini
membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya.

Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis
pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya
saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas
dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan
keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan.

Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan
bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat
menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi
akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia
akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.

Saat ini masih banyak restoran -restoran siap saji yang masih menggunakan
styrofoam sebagai wadah bagi makanan atau minumannya. Sebisa mungkin Anda
harus menghindari penggunaan styrofoam untuk makan! an atau minuman panas,
karena sama halnya dengan plastik, suhu yang tinggi menyebabkan
perpindahan komponen kimia secara difusi dari styrofoam ke dalam makanan Anda.



Kaleng
Pada umumnya, produk makanan yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan
citra rasa segarnya dan mengalami penurunan nilai gizi akibat pengolahan
dengan suhu tinggi. Satu hal lagi yang juga cukup mengganggu adalah
timbulnya rasa taint kaleng atau rasa seperti besi yang timbul akibat
coating kaleng tidak sempurna.

Bahaya utama pada makanan kaleng adalah tumbuhnya bakteri Clostridium
botulinum yang dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda
keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang-
kunang dan kejang-kejang yang membawa kematian karena sukar bernapas.
Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna
pengolahannya atau pada kaleng yang bocor sehingga makanan di dalamnya
terkontaminasi udara dari luar. Untungnya racun botulinin ini peka
terhadap pemanasan.

Cermat memilih kaleng kemasan merupakan suatu upaya untuk menghindari
bahaya-bahaya yang tidak diinginkan tersebut. Boleh-boleh saja memilih
kaleng yang sedikit penyok, asalkan tidak ada kebocoran. Selain itu
segera pindahkan sisa makanan kaleng ke tempat lain agar kerusakan kaleng
yang terjadi kemudian tidak akan mmepengaruhi kualitas makanannya.

Plastik
Setiap hari kita menggunakan plastik, baik untuk mengolah, menyimpan atau
mengemas makanan. Ketimbang kemasan tradisional seperti dedaunan atau
kulit hewan, plastik memang lebih praktis dan tahan lama. Kelemahannya
adalah, plastik tidak tahan panas dan dapat mencemari produk akibat
migrasi komponen monomer yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan
konsumen. Selain itu, plastik juga bermasala! h untuk lingkungan karena
merupakan bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami. (non-
biodegradable).

Perlu diingat bahwa sebenarnya plastik itu tidak berbau dan berwarna.
Jadi hindari penggunaan plastik yang bau dan berwarna gelap untuk
membungkus makanan secara langsung.

Plastik kresek hitam yang sering digunakan sebagai pembungkus gorengan,
gelas plastik yang dipakai untuk air mendidih, botol kemasan air mineral
yang diterpa sinar matahari setiap hari, serta penggunaan plastik kiloan
untuk membuat ketupat, adlaah contoh-contoh penggunaan kemasan plastik
yang salah dan sangat berbahaya. Akibat dari penggunaan plastik yang
tidak sesuai dengan fungsinya ini, dikhawatirkan akan terjadi perpindahan
komponen kimia dari plastik ke dalam makanan.

Beberapa kemasan plastik berasal dari material polyetilen
polypropilenpolyvinylchlorida yang ji! ka dibakar atau dipanaskan dapat
menimbulkan dioksin, suatu zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker
serta dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang. Menjaga plastik agar
tidak berubah selama digunakan sebagai pengemas merupakan  cara tentram untuk
menghindari bahaya-bahaya tersebut.


Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar